15 December 2018

Pendakian Bukit Besar Lahat

Perjalanan 2 tahun lalu. Udah niat nulis tapi gak diselesaikan dan tersimpan lama di draft. Okelah, hari ini akan diselesaikan. Mencoba mengenang moment 2 tahun lalu.

Rencana ini dimulai oleh Ranti, salah satu temen gank jaman SMA yang ngajak ngedaki bersama kawan-kawannya. Dari gank kita cuma aku dan Ayik yang bisa ikut. Ranti juga ngajak kawan-kawan SMP dan kuliahnya. Jadi totalnya 14 orang, terbagi dalam dalam 3 rombongan, 2 mobil dan 1 motor. Rencana pendakian Bukit Besar di Kecamatan Merapi Selatan, Lahat, Sumatera Selatan adalah hari Sabtu sore tanggal 2 Oktober 2016.

Rombongan kami, aku, Ranti, Ayik, Ejak & Eci (pacaran), Rendi, dan Kak Hendri berangkat dari hari Jumat sore supaya bisa istirahat dulu sebelum pendakian. Perjalanan Palembang-Lahat sekitar 5 jam, takut kecapekan kalo baru berangkat Sabtu pagi dan siangnya langsung ngedaki. Rencana janjian berangkat jam 5 sore kumpul di rumah Ranti. Tapi karena hujan, hahahihi, dan lain sebagainya, jadi baru berangkat ba'da isya. Mampir dulu ke Indralaya jemput Eci. Dan gak jauh darisana, dapet musibah pecah ban karena kejeblos lubang jalanan rusak. Perjalanan terhenti sebentar, ganti ban.

Setelah sekian jam melewati jalanan hujan dan gelap, kami sampai di penginapan rumah warga jam setengah tiga. Perjalanan yang biasanya cuma 5 jam jadi 7 jam. Ngantuk berat. Lumayan masih ada waktu istirahat sampai besok siang.

Rombongan lain berangkat Sabtu pagi. Kami janjian jam 2 siang di tempat parkir penitipan kendaraan, sekaligus menjadi titik awal pendakian. Rombongan Tania & Bayu (ayuk & adek), AdZ (baca: AdeZet), Reni & Tata (ayuk & adek juga) tiba disana duluan sekitar jam setengah tiga. Sayangnya rombonganku telat karena sempat kesasar jauh dari titik awal pendakian tersebut. Akhirnya rombongan kami sampe jam setengah empat. Masih kurang 2 orang, Aan dan Angga. Mereka bemotor dari Palembang. Karena susahnya sinyal, jadi kami tidak bisa menghubungi mereka.

Saat menunggu mereka, tiba-tiba hujan turun derasss. Kami sempat ragu apakah pendakian ini akan tetap dilanjutkan hari ini atau besok. Mengingat sebagian dari kami belum berpengalaman mendaki dan perlengkapan yang kurang memadai (sebagian ga bawa jas ujan), jadi khawatir kalo mendaki saat hujan dan gelap. Yang sudah pengalaman mendaki cuma Bayu, AdZ, Ayik, Aan, dan Angga, selebihnya pendaki pemula. Akhirnya sekitar jam 5 hujan berenti. Setelah melakukan pendaftaran nama-nama pendaki, kami memutuskan berangkat duluan meninggalkan Aan dan Angga dan menunggu mereka di Pos 1.

Perjalanan awal adalah jalanan setapak dan jembatan gantung yang panjang. Sampai pos 1 masih bisa dilalui  pake motor, ada ojek berpengalaman yang bisa membantu ngedaki sampai pos 1. Kami sampe pos 1 hampir Magrib. Padahal target awal mengejar Sunset di puncak. Tapi boro-boro, jam segini aja baru sampe sini.

Baru sampe sini aja pun udah ngos-ngosan dan beberapa kali berenti istirahat di tengah jalan. Kami istirahat makan, sholat, sekaligus menunggu 2 orang lagi kawan. Mereka baru bisa dihubungi dan sudah sampai titik awal pendakian. Jadi biar cepet nyusul, mereka naik ojek sampe Pos 1. Perjalanan kami lanjutkan ba'da Isya.

Ternyata perjalanan selanjutnya, level kesulitannya naik berkali-kali lipat. Jalanan yang makin menanjak, berbatu, tanah licin dan becek, tebing tinggi, gelap malam. Aku makin lelah, ditambah lagi bawaan tas yang sangat berat. Sudah ga bisa berkata-kata lagi. Kaki sudah sangat lemas. Tapi ga mungkin balik lagi, ditinggal disini pun juga ga mungkin, jadi ya pilihannya hanya terus lanjut. Berkali-kali berhenti istirahat kalo ada salah satu anggota yang kecapekan.

Sungguh ini perjalanan sangat berat. Beberapa kali kami harus tolong-menolong saling tarik supaya bisa naik melewati tanah tinggi atau tebing atau tanah longsor yang licin dan becek. Sepatu dan celanaku penuh percikan lumpur.

Hingga akhirnya perjalanan kami sampai ke puncaknya sekitar jam 10 malam. Disana sudah ramai tenda-tenda pendaki lain. Aaahhh senangnya. Ga nyangka akhirnya bisa kuat sampe puncak, padahal sepanjang perjalanan udah ga bisa lagi ngungkapin lelahnya. Hujan gerimis mulai deras lagi. Kami harus segera membangun tenda juga. Kami membawa 4 tenda, 2 tenda masing-masing diisi 4 orang untuk cewek, sisanya para cowok. Meskipun empit-empitan dalam tenda, tapi karena lelah, ya akhirnya tidur juga.



Keesokan paginya, baru bisa ngeliat pemandangan sekitar. Masya Allah, indahnya hamparan awan putih. Waktu dulu nonton film 5cm, pengen banget bisa ngerasain sensainya juga, akhirnya kesampaian, walaupun dengan level ketinggian yang jauh berbeda. Selain indahnya awan, ada juga pemandangan Gunung Jempol yang berada jauuuh di seberang sana.





Setelah asik foto-foto, sarapan pagi mie rebus, kami bersiap-siap turun. Semalam jadi yang terakhir sampe, pagi ini jadi yang terakhir turun. Pendaki lain sudah turun duluan dan di Puncak sudah sepi. Kalo gak salah sekitar jam 9. Perjalanan turun tak sesulit saat mendaki. Aku cukup strong dan gak terlalu lelah. Kami juga sempet mampir main di sungai. Kami sampai kembali ke mobil sekitar jam 1. Sebelum pulang, kami mencari pom bensin dulu untuk numpang mandi dan ganti baju. Mampir makan siang juga, udah telat banget dari jamnya.

Selagi makan, sekalian juga nambal ban  yang kemaren pecah untuk ban serep jaga-jaga sapa tau ada musibah lagi. Setelah hahahihi dan lain-lain, perjalanan dilanjutkan dan sampe Palembang jam 10 malam. Kembali ke rumah Ranti. Aku dijemput ayah pulang. Nyampe rumah sangat lelah. Besok pagi tetap masuk kerja. Badan pegel linu, tulang berasa remuk, otot kenceng semua. Huahhh. Perjalanan berat dan mengesankan yang takkan terlupakan.

No comments:

Post a Comment