09 February 2014

Puisi : Dimana Merahku

Puisi

Dimana Merahku


Benci pada pribadi ini
Lelah dengan sikap begini
Selalu bungkam, hanya terdiam
Menutup diri dalam kelam

Keramaian fikiran yang tiada henti
Tak pernah ada arti
Karena kata selalu mati
Tiada berbunyi

Dimana sang merah berada
Terkubur terlalu dalam dan lama
Masih bisakah ku gali
Munculkan merahku lagi

Kapankah pengecut ini bangkit
Kalahkan gelisah dalam hati yang sakit
Kobarkan api dalam jiwa
Menjadi merah yang sesungguhnya

-TD-

08 January 2014

Prakarya dari Koran Bekas

 Craft || Kerajinan Tangan || Koran Bekas ||

Prakarya dari Koran Bekas


Hai!!!! Buat teman-teman atau adik-adik yang lagi liburan dan gak ada kerjaan, atau lagi bingung dapet tugas dari sekolah disuruh buat prakarya dari barang-barang bekas, aku mau berbagi ide dan kreasi nih. Membuat prakarya dari koran bekas. Bahan-bahannya cuma sedikit dan sangat mdah dicari. Cara membuatnya juga mudah banget kok.

Bahan-bahan:
1. Koran bekas
2. Air
3. Tepung sagu
4. Cat air/cat poster

Cara membuat:

  1. Untuk membuat bubur koran, siapkan baskom berisi air. Robek-robek koras bekas menjadi agak kecil-kecil dan rendam di dalam air. Biarkan 1-2 hari hingga koran hancur menjadi seperti bubur.
  2. Untuk membuat lem, panaskan air secukupnya. Encerkan 1-2 sendok makan tepung sagu dengan air biasa. Lalu tuangkan sedikit demi sedikit ke dalam air rebusan sambil diaduk. Tuangkan sagu hingga mencapai kekentalan lem yang pas.
  3. Peras bubur koran hingga kandungan airnya berkurang, tambahkan lem secukupnya, lalu dicampur rata agar setelah dibentuk dan kering, bubur koran tidak hancur.
  4. Setelah adonan siap, kita bisa mulai membentuk bubur koran tersebut sesuai keinginan kita. 
  5. Kemudian jemur hingga benar-benar kering. Lamanya penjemuran tergantung terik matahari dan ketebalan bentuk yang dibuat.
  6. Setelah benar-benar kering, kita bisa mulai mewarnainya sesuka hati dengan cat air atau cat poster.

Puisi Keluarga : Kemana Aku Pulang

Puisi Keluarga|

Kemana Aku Pulang


Canda tawa semakin menguap
Komunikasi kian memudar
Amarah yang terpendam mulai menyeruak
Kesunyian menyelimuti diri
Keheningan mengisi hari-hari
Menghadirkan kegelisahan hati
Aku sendiri hanya bisa diam membisu
Tak berani mengungkap apapun

Dimana cahaya yang seharusnya bersinar
Memberikan kehangatan dalam suasana
Dimana romantisme harmoni cinta
Membawa senandung keceriaan dalam bersama
Tiada kutemukan
Tiada kurasakan
Bila rumah bukan lagi tempat yang nyaman
Lalu kemana aku akan pulang
-TD-