02 February 2019

Cerpen : Bubble.Gums, Gank Jaman SMA

Hari Sabtu siang, aku sedang makan di restoran ayam goreng yang terkenal seantero Indonesia, Kaefce. Aku mengambil tempat duduk agak sudut di dalam. Hari ini libur kerja, tapi aku membawa laptopku, laptop kantor lebih tepatnya, bukan untuk kerja. Hanya iseng menyendiri sambil mencari ide tulisan baru untuk mengisi blogku, yang mungkin pembacanya cuma aku doang.

Beruntung siang ini gak terlalu rame karena sudah lewat jam makan siang. Jauh di depan dari tempatku duduk ada mama papa muda sedang menyuapi gadis kecilnya. Lalu di ujung dekat jendela ada pasangan ABG yang ngobrol-ngobrol sambil menikmati es krim dan kentang goreng. Tak lama kemudian masuk rombongan adek-adek cewek SMA berpakaian coklat Pramuka duduk di meja panjang gak jauh dari tempat dudukku, sekitar tujuh atau delapan orang. Aku masih bisa mendengar jelas obrolan dan candaan mereka. Suara mereka memang terdengar cukup keras dan berisik. Sesekali mereka berfoto-foto dan ketawa terbahak-bahak. Terkadang aku jadi ikut menahan tawa mendengar celoteh aneh mereka.

Aku jadi terkenang jamanku SMA. Teringat kawan-kawan gank, Bubble.Gums. beranggotakan dua belas orang. Gank yang terbentuk saat kelas sepuluh, karena persamaan nasib sepertinya. Diberi nama Bubble.Gums, sebenarnya singkatan yang cukup panjang, yang awalannya adalah Budak Belakang. Posisi duduk di kelas dulu termasuk mempengaruhi nama gank ini. Tapi kami biasa nyebutnya BG.

Lalu aku mencari folder foto jaman dulu di laptopku. Foto-foto jaman alay bersama mereka. Ada ratusan foto yang masih tersimpan. Dulu seringkali sengaja pulang terlambat, menunggu sekolah mulai sepi hanya untuk foto-foto. Ga perlu kamera keren atau bantuan fotografer handal. Cukup dengan kamera hape dua megapiksel terus nyenderin hape di tembok atau di kursi dan foto pake timer.

Aku senyum-senyum sendiri melihat gaya-gaya alay jaman dulu. Gaya duck face, mata kedip satu, lidah melet, tangan metal, gaya satu jari, dua jari, tiga jari, lima jari, gaya loncat, guling di rumput, dan berbagai gaya alay lainnya. Ada salah satu foto, kami duduk berbaris di tangga sekolah, berpakaian coklat Pramuka juga. Dengan gaya ala-ala candid gak liat kamera.

Di posisi paling atas sebelah kiri, duduk Damai. Kami biasa manggilnya Mae. Dengan gaya foto menghadap ke sebelah kirinya dan tangan kiri menopang pipi. Mae pecinta merah sama sepertiku, berjilbab, kurus, periang, ramah, dan penggeli. Jangan gerak-gerakkin jari kayak cacing di depannya, dia langsung ngerasa geli duluan. Mae kuliah Teknik Sipil dan sekarang kerja di perusahaan swasta dengan posisi sesuai bidangnya.

Di sebelahnya ada Ranti, belum berjilbab saat itu, duduk menghadap ke sebelah kanannya, dengan gaya menopang dagu di lutut. Nti dan Mae sudah sahabatan lebih dulu sejak SMP. Nti orangnya supel dan ramah, cantik pula. Terkadang aku iri dengan mudahnya dia bergaul sama kawan-kawan lain, ya karena berlawanan banget dengan sifatku. Sering jadi pelopor untuk nagajakin ngumpul setelah lulus SMA. Nti kuliah Ilmu Gizi dan sekarang sudah PNS sesuai dengan bidangnya di salah satu rumah sakit di Medan.

Lalu paling kanan atas ada Ayik. Sari nama sebenarnya. Rambutnya pendek ikal, belum berjilbab juga saat itu. Gayanya duduk biasa menatap ke arah kanannya. Orangnya agak cuek. Ayik berbadan sterek dan tinggi, maklumlah badan atlet voli. Bukan beneran atlet, tapi sering latihan dan ikut klub voli entah dimana. Lulusan AMKG yang sekarang penempatan di Sibolga. Dulu aku ikut tes AMKG juga, sama Nti juga. Tapi yang lulus cuma Ayik aja. Ayik jago banget nulis, bikin tulisan galau ataupun inspiratif. Dan tulisan ini sebenarnya terinspirasi dari cerpen tentang BG di blognya beberapa tahun lalu. Yang membuatku antara sedih dan malu dengan diriku di cerita itu.

Terus turun ke baris kedua dari atas sebelah kiri, duduk Nindy. Kadang juga dipanggil Duhi. Gayanya dengan dua tangan menggenggam menopang pipi menghadap ke arah sebelah kirinya. Rambutnya panjang, badannya paling kecil, jago nyanyi, main alat musik, dan anak band. Ga kebayang bentar lagi badan kecilnya berubah perutnya jadi mbelendung. Urutan ketiga nikah di gank dan sekarang udah jadi Bumil. Dulu kuliah D3 di Fakultas Ekonomi, sempat kerja di perusahaan swasta, dan Bumil ini sekarang jadi ibu rumah tangga aja. Beneran jadi sampe nikah dengan pacarnya sejak jaman SMA, temen bandnya juga. Nindy ini yang kisah cintanya paling romantis.

Posisi tengah sebelah Nindy ada Levana, Levlev kami manggilnya. Gaya tangan kanan menopang pipi dan menatap ke arah sebelah kirinya. Berjilbab, hoby nyanyi, hoby cerita, orang paling kreatif buat pernak-pernik sesuatu untuk gank. Levlev kuliah Fkip Matematika dan udah selesai S2 pula. Salut aku dengan semangat belajarnya. Sekarang udah jadi Bu guru di sekolah swasta. Aku paling deket dengan Levlev pas kelas sebelas. Sering saling curhat tentang suatu hal.

Di sebelah Levlev ada Risma. Kami manggilnya Mama. Gayanya duduk biasa bersender di tembok memandang ke arah kanannya. Berjilbab, badannya paling besar, sering kami becandain kalo dihitung jadi delapan orang. Mama orangnya paling dewasa, paling sabar, paling baik. Rumahnya sering jadi markas ngumpul kami. Lulusan STIS yang sekarang penempatan di Donggala. Dulu berjuang sama-sama tes STIS hingga tahap akhir. Tapi nasib berkata lain, STIS bukan tempat untukku. Risma adalah teman yang pertama kali mengenalkanku tentang Salaf/Sunnah. Tapi dulu waktu kuliah aku belum paham. Baru dua tahun belakangan ini aku mulai sepemahaman.

Turun lagi ke baris bawah sebelah kiri ada Yuly. Di foto gak berjilbab, tapi dulu pernah berjilbab, tapi entah sekarang berjilbab atau gak. Duduk memandang ke arah kiri dengan tangan kanan di pipi. Yuly adalah seorang perawat di rumah sakit swasta. Urutan kedua nikah di gank, tapi kami ga ada yang hadir di acara nikahannya. Bahkan ngasih kado atau amplop juga gak. Selain karena lokasinya jauh di daerah, juga karena Yuly ga terlalu ngasih kabar. Dari dulu paling jarang ikut ngumpul gank dan sekarang makin hilang kabar, ga pernah ikut muncul di obrolan grup. Entah jugasetelah punya baby, masih kerja atau gak.

Di sebelah Yuly, dengan gaya hormat menghadap ke arah kanan, ada Siti. Kadang dipanggil Sitoy, berjilbab, dan agak kocak. Termasuk yang agak jarang ngumpul juga setelah lulus SMA. Aku bahkan gak tau kesibukan Siti sekarang apa. Dulu Siti kuliah di kampus Islam swasta.

Lalu di sebelah kiri Siti ada Cahyati. Cah duduk menghadap kanannya dengan tangan kiri menopang di pipi, jadi menutup sebagian wajahnya. Berjilbab, kurus, tinggi, kalem, lembut. Cah masuk di Fakultas Pertanian dengan jalur Undangan. Sempat mengajar les, tapi sekarang jadi ibu rumah tangga aja, menjaga baby cantiknya. Menjadi orang yang pertama nikah di gank dan bahkan di kelas Holistic. Ga nyangka dan kagum banget dengan kisahnya yang kenalan dengan cara taaruf tanpa pacaran.

Selanjutnya di baris paling bawah atau depan sebelah kiri ada Nurul. Duduk menghadap kirinya dengan tangan kanan di dagu. Berjilbab, agak tomboy, orangnya pintar, tapi kurang bersahabat. Membuat kami akhirnya menganggapnya keluar dari gank. Setelah lulus SMA, semua temen sekelas sudah kehilangan komunikasi dan kabarnya. Pernah terdenger kabar dia kuliah di kampus kesehatan menjadi adik tingkat.

Di depan sebelah kanan ada Yayak. Dengan gaya menghadap ke arah kanannya dan tangan kanan menopang dagu. Rambutnya panjang, belum berjilbab saat itu. Orangnya  kurus, paling periang, lincah, cantik. Kuliah Fkip Bahasa Inggris dan sekarang jadi Bu guru atau sering dipanggil Miss di sekolah dan tempat les. Yayak selalu terlihat ceria dan happy. Sama-sama terlahir di bulan Desember.

Terakhir, posisi di tengah paling depan, ada aku. Dengan gaya menghadap ke arah kanan. Tukang mencet timer kamera hape terus langsung lari mengambil posisi foto. Orang yang paling ceplas-ceplos, yang awalnya dikira pendiam tapi taunya malah paling gokil, kalo becanda kadang gak ngeh kalo ternyata agak kelewatan atau nyinggung perasaan orang lain. Sekarang mungkin jadi yang paling jarang komunikasi pribadi dengan yang lainnya, selain obrolan di grup Whatsapp. Makanya ada beberapa kawan yang aku gak tau kabar dan aktivitasnya sekarang.

Merasa gagal jadi sahabat. Sejak jaman sekolah mungkin paling sering bikin sakit hati, setelah lulus pun ga pernah ngasih kontribusi khusus saat ngumpul-ngumpul. Malah sering iri dengan kehidupan yang lain. Yang lebih mudah bergaul, yang pendidikannya lebih baik dan lebih tinggi, yang kerjaannya lebih baik, yang keluarganya lebih happy, yang nikahnya duluan, yang agamanya lebih taat. Mungkin aku bersyukurnya masih sangat kurang.

Sekarang sedang menjalani kehidupan masing-masing. Tiga orang sudah berumah tangga. Yang lain tentu sudah berharap bisa segera menyusul juga. Entah setelah ini giliran siapa. Bisa jadi Ranti yangramah dan banyak teman, atau Ayik yang sering nulis tulisan galau tentang nikah, atau Mama yang mendapat jodoh dengan jalan taaruf juga, atau mungkin aku yang bertemu dengan jodohnya entah siapa, dimana, dan bagaimana. Ini bukan tentang balap-balapan siapa cepat. Selalu berharap yang terbaik untuk semuanya. Allah sudah menetapkannya.

Akhirnya aku menyelesaikan tulisan di blogku. Makanan dan minumanku sudah habis sejak tadi. Hari sudah mulai sore dan nampak agak mendung. Pasangan mama papa muda dan pasangan ABG tadi sudah pergi dari tadi dan berganti beberapa pelanggan lain. Rombongan cewek-cewek SMA masih sibuk berhaha-hihi. Berkumpul bersama kawan memang kadang membuat lupa waktu. Aku sudah selesai mengenang masa laluku karena mereka. Aku pun membereskan laptopku dan beranjak pergi.



No comments:

Post a Comment