Assalammu’alaikum
Wr. Wb.
Nulis lagi, posting lagi. Berhubung
masih baru ngeblog, jadi semangat nulisnya masih tinggi, walaupun masih belum
ngerti banyak tentang blog dan gak yakin bakal dibaca orang, hehe… Yaah yang
penting mencoba menuhi blog ini, maybe bakalan sekalian jadi tempat curhat nih *upps.
Heemmm kali ini cerita apa ya??? Cerita tentang aku aja kali ya, narsis dikit
enggak apa-apa kan. Tentang apa yang mau dibahas ya, hidupku enggak semenarik
kehidupan orang lain sih. Kehidupanku terlalu biasa dan simple. Masalah percintaan?
Yang itu cukup rumit sih, tapi di postingan berikunya aja deh diceritakan.
Mungkin kali ini sejarah pendidikan aku aja kali yah. Iya deh. Enggak suka, ya udah
enggak usah baca. Suka-suka deh, hehehe...
Dimulai dari taman kanak-kanak,
mungkin sekitar tahun 1999-2000. Aku sekolah di TK Islam Noor Salam. Dari
namanya sudah terlihat itu TK berbasis Islami. TK itu ada di komplek rumahku.
Deket banget dengan rumah, gelinding juga nyampe, hahaha… Dulu itu aku penakut
banget. Walaupun sekolah deket rumah, tetep aja enggak berani. Jadi mungkin
setengah tahun TK aku selalu diantar, dijemput, bahkan ditungguin oleh ayah. Dulu
itu juga sering nangis di sekolah. Malu-maluin banget yak aku dulu. -___- Seingatku
dulu aku di kelas TK A, dan gurunya adalah Bu Ita dan Bu Era. Bu Ita itu cantik
banget looh, masih muda, gadis, tapiii… kalo nyuruh nyanyi atau doa sekelas,
mesti jerit-jerit supaya kedengaran sampe bonbin Puntikayu. Padahal impossible
banget deh, itu bonbin letaknya aja mungkin ada kali sekitar 2 km. Maksudnya
supaya nyuruh semngat kali ya, tapi gak gitu juga kali.
Oke,
skip ke masa-masa sekolah dasar. Aku sekolah di SD Negeri 609 Palembang, terus
namanya berubah jadi SD Negeri 189 Palembang, enggak tau deh udah berubah jadi
apa lagi namanya. Pas mau masuk SD, aku sempet hampir enggak diterima gara-gara
umur aku belum genap 6 tahun. Tapi untung ada guru yang kenal mengajar disitu,
jadi diterima deh. (eh, itu semacam KKN ya…) Walaupun begitu, tapi aku bisa
nunjukkin kalo aku mampu. Bahkan dari kelas 1-6 SD aku selalu juara kelas.
Pernah juara 2 juga sih, tapi keseringan yang pertama. Enggak maksud sombong
juga sih, ciuss, hehehe…
Langsung
lanjut ke SMP. Sekolahnya tetanggaan banget dengan SD ku. SMP Negeri 55
Palembang. Sekolahnya masih baru bahkan SMP yang terakhir. Lokasinya itu di
Talang Buruk. Enggak enak banget kan dengernya, entah kenapa daerah itu disebut
demikian. Di SMP sama kayak di SD. Teman-teman hampir 80% berasal dari SD ku
dulu. Di SMP aku juga selalu juara kelas. Pernah jadi wakil ketua kelas,
sekretaris, ketua kelas, ketua ekskul Paskib, bahkan ketua OSIS. Berhubung OSIS SMP enggak terlalu aktif, jadi
gak terlalu gimana-gimana gitu jadi Ketos. OSIS SMP kayak sekedar ada aja. Cukup
banyak guru-guru yang mengenaliku. Aku pernah beberapa kali mewakili sekoah
untuk ikut olimpiade atau lomba akademi sejenisnya, yaa walaupun gak menang
juga sih, hahaha Tapi cukup membanggakan.
Setelah
lulus SMP tahun 2008, aku melanjutkan ke SMA 13 Palembang. Aku masuk kelas holistic,
ya semacam kelas unggulan. Ada tes tambahan lagi untuk masuk ke kelas itu. Walaupun
kelas unggulan, tapi sayangnya malah seperti dikucilkan oleh kelas-kelas
lainnya. Anak holistic dianggap sombong, dikasih fasilitas lebih, dan
sebagainya. Padahal itu semua enggak bener. Fasilitas yang ada pun itu dari
uang kami sendiri. Di kelas itu bener-bener bikin stress. Jam pelajaran lebih
lama, pulang lebih sore, tiap sabtu ada tes. Begadang atau bangun dini hari
untuk buat tugas atau belajar untuk ulangan sering banget dilakukan. Namun di
kelas aku punya temen geng yang berjuang bersama, BuBbLe.GuMs. Insya Allah lain
kali juga akan aku ceritakan di postingan berikutnya.
Lulus
SMA tahun 2011 dan dimulailah perjuanganku ikut tes sana-sini untuk melanjutkan
kuliah. Dimulai dari ikut SNMPTN jalur undangan, aku memilih Universitas
Sriwijaya, jurusan Pendidikan Dokter dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Keduanya
enggak lulus karena itu jurusan yang paling banyak peminatnya. Lalu ikut tes
Poltekkes Kemenkes, jurusan Keperawatan dan Gizi, lagi-lagi gagal. Aku juga
ikut tes AMKG, tapi hanya lulus tahap tertulis. Saat tes kesehatan, psikotes,
dan wawancara yang digabung menjadi satu tahap, aku gagal. Selanjutnya STIS dan
SNMPTN jalur tertulis. SNMPTN aku ikut IPC, memilih Universitas Sriwijaya jurusan
Pendidikan Dokter Gigi, Ilmu Keperawatan, dan Ilmu Administrasi Negara. Tanpa
disangka-sangka aku bisa lulus Kedokteran Gigi. Dan yang paling membuatku bahagia
adalah senyum orang tuaku melihat aku lulus.
Saat
itu aku juga lulus STIS. Tahap tertulis lulus. Lanjut ke tahap psikotes dan
wawancara aku lulus lagi. Dan terakhir tahap kesehatan. Karena dilihat dari
prospek STIS yang lebih menjamin, D4 ikatan dinas, aku lebih memilih STIS. Aku
meninggalkan FKG, demi menunggu pengumuman tahap terakhir STIS. Entah saat itu nasib yang tak berpihak padaku
atau memang aku tak pantas berada disana. Aku tidak lulus tes kesehatan STIS.
Saat itu hidupku bener-bener seperti hancur. Kecewa. Bener-bener gak disangka.
Saat
itu aku bingung harus melanjutkan kuliah kemana lagi. Daripada kuliah swasta, orang
tua menyarankan untuk ambil kursus computer dulu setahun, lalu mengulang SNMPTN
tahun depan. Tapi untunglah, masih ada tes USM Unsri untuk D3. Akhirnya aku kuliah
di Manajemen Informatika Unsri. Jurusan
di bidang computer, yang sebelumnya sangat kuhindari. Awalnya berencana akan pindah
jurusan dan ikut SNMPTN tahun berikutnya. Tapi setelah menjalaninya, akhirnya
aku merasa nyaman. Walaupun mengulang SNMPTN 2012, dan aku lulus Farmasi Unsri,
aku enggak mengambilnya.
Dan
disanalah aku sekarang. Menjadi mahasiswi Manajemen Informatika kelas A angkatan
2011, sekarang semester 4. Dengan ipk yang membanggakan dan mendapatkan
beasiswa PPA. Alhamdulillah.
Begitulah
kisah singkat pengalaman sekolahku (singkat??? enggak salah???) haha… Capek juga ngetiknya. Dadaaa......... Babaiiiiiii…………
No comments:
Post a Comment