3 Desember 1993. Hari Jumat di siang hari dua puluh tahun silam, aku terlahir ke dunia ini. Tangisanku mengawali hidupku dan tangis bahagia mereka yang telah menantikanku. Ya, mereka keluargaku. Kebahagiaan mereka menyambut anggota keluarga baru. Lalu aku diberi nama, nama terindah. Tiara Dwinanda. Ya, karena aku anak kedua. Kakakku sudah lahir lebih dahulu setahun sebelum aku.
Kedua orang tuaku merawat aku dan kakakku. Dua bayi kecil. Dengan keringat dan kasih sayang mereka. Walau keadaan ekonomi sulit, untuk anak selalu nomor satu. Hingga sekarang aku telah dewasa, kasih sayang mereka tak henti tecurah. Dengan ikhlas, tanpa harap balasan.
Kini usiaku yang telah menginjak 20 tahun. Umur yang tak dapat lagi dibilang kecil. Aku tlah memasuki pintu kedewasaan. Hidup yang akan lebih keras, harus bisa lebih berjuang. Akan menjadi apa aku kelak, bahkan aku tak tahu. Bagaimana hidupku, bergantung pada tanganku.
Ya Allah, telah 20 tahun aku menjalani usia pemberian-Mu. Masih berapakah lagi sisa waktuku. Begitu banyak waktu yang telah kusia-siakan. Aku masih sering melupakan-Mu. Ampuni hamba Ya Allah. Ampuni dosa-dosa dan kekhilafan hamba di masa lampau. Berkahi umur hamba selanjutnya Ya Allah.
Dalam sisa waktu yang tak diketahui selain oleh-Mu, hamba memohon lindungi hamba dan keluarga hamba. Beri hamba kesempatan dan kemudahan untuk membahagiakan orang-orang yang menyayangi hamba. Kedua orang tua yang telah mencurahkan jiwa dan raga menjaga dan membesarkan hamba dengan kasih sayang. Yang tak pernah lelah mendengarkan keluh kesah. Ya Allah, berikan hamba umur yang panjang dan nikmat kesehatan, serta berikan pula kepada keluarga hamba. Aamiin.
20 tahun. Sekarang mungkin aku masih belum bisa membahagiakan mereka. Tapi insya Allah nanti akan kuukir senyum bahagia di wajah mereka. Dengan kesuksesanku. Dengan kerja kerasku. Walau itu takkan mampu membalas kasih sayang yang telah mereka berikan seumur hidupku.
Ya Allah, jadikan hamba pribadi yang lebih kuat, lebih tangguh menghadapicobaan-Mu. Bantu hamba menjadi lebih berani, lebih mampu mengendalikan rasa gelisah yang sering melanda. Insya Allah hamba akan lebih mendekatkan diri pada-Mu, Istiqomahkan hamba dalam kesendirian ini menanti seseorang yang tlah Kau tuliskan di Lauhul Mahfuz untuk menjadi imamku kelak, dan teguhkanlah hati hamba untuk menjadi lebih syar'i sesuai aturan-Mu. Aamiin. Aamiin Ya Robbal'alamiin.
Kedua orang tuaku merawat aku dan kakakku. Dua bayi kecil. Dengan keringat dan kasih sayang mereka. Walau keadaan ekonomi sulit, untuk anak selalu nomor satu. Hingga sekarang aku telah dewasa, kasih sayang mereka tak henti tecurah. Dengan ikhlas, tanpa harap balasan.
Kini usiaku yang telah menginjak 20 tahun. Umur yang tak dapat lagi dibilang kecil. Aku tlah memasuki pintu kedewasaan. Hidup yang akan lebih keras, harus bisa lebih berjuang. Akan menjadi apa aku kelak, bahkan aku tak tahu. Bagaimana hidupku, bergantung pada tanganku.
Ya Allah, telah 20 tahun aku menjalani usia pemberian-Mu. Masih berapakah lagi sisa waktuku. Begitu banyak waktu yang telah kusia-siakan. Aku masih sering melupakan-Mu. Ampuni hamba Ya Allah. Ampuni dosa-dosa dan kekhilafan hamba di masa lampau. Berkahi umur hamba selanjutnya Ya Allah.
Dalam sisa waktu yang tak diketahui selain oleh-Mu, hamba memohon lindungi hamba dan keluarga hamba. Beri hamba kesempatan dan kemudahan untuk membahagiakan orang-orang yang menyayangi hamba. Kedua orang tua yang telah mencurahkan jiwa dan raga menjaga dan membesarkan hamba dengan kasih sayang. Yang tak pernah lelah mendengarkan keluh kesah. Ya Allah, berikan hamba umur yang panjang dan nikmat kesehatan, serta berikan pula kepada keluarga hamba. Aamiin.
20 tahun. Sekarang mungkin aku masih belum bisa membahagiakan mereka. Tapi insya Allah nanti akan kuukir senyum bahagia di wajah mereka. Dengan kesuksesanku. Dengan kerja kerasku. Walau itu takkan mampu membalas kasih sayang yang telah mereka berikan seumur hidupku.
Ya Allah, jadikan hamba pribadi yang lebih kuat, lebih tangguh menghadapicobaan-Mu. Bantu hamba menjadi lebih berani, lebih mampu mengendalikan rasa gelisah yang sering melanda. Insya Allah hamba akan lebih mendekatkan diri pada-Mu, Istiqomahkan hamba dalam kesendirian ini menanti seseorang yang tlah Kau tuliskan di Lauhul Mahfuz untuk menjadi imamku kelak, dan teguhkanlah hati hamba untuk menjadi lebih syar'i sesuai aturan-Mu. Aamiin. Aamiin Ya Robbal'alamiin.
No comments:
Post a Comment