18 December 2013

Cerpen Anak : Boneka Baru yang Lebih Istimewa

Cerita Pendek || Kisah Boneka || Cerpen Anak-anak

Boneka Baru yang Lebih Istimewa


Di sebuah rumah sederhana, tinggallah sekawanan boneka yang dimiliki oleh seorang gadis kecil bernama Putri. Boneka-boneka itu sebagai hadiah ulang tahunnya dari para keluarga beberapa tahun ini. Para boneka selalu menjadi teman bermain pemiliknya. Bahkan mereka semua diberi nama. Ada sembilan boneka, yaitu sepasang kelinci pink kecil bernama Racii dan Ticii, bebek kuning bernama Ducii, dua lebah merah dan pink bernama Acii dan Icii, sapi hitam putih bernama Cowcii, bocah kecil bernama Sincii, dan dua kitty merah dan pink bernama Yucii dan Kacii.

Putri selalu memainkan mereka bersama-sama. Para boneka riang gembira bersama-sama. Kemudian ada boneka baru, Kelinci pink yang lumayan besar. Ia diberi nama Randa, berbeda dengan nama-nama boneka sebelumnya yang semuanya berakhiran -cii.



Awalnya para boneka sangat senang menyambut boneka baru karena teman mereka bertambah. Namun perlahan mereka berubah sikap dengan Randa karena ia lebih istimewa. Randa bukan hadiah ulang tahun dari orang tua Putri, tapi hadiah juara pertama dalam lomba menyanyi di sekolah yang dimenangkan Putri. Karena itu hasil usaha Putri, jadi ia lebih menyayanginya. Bahkan setiap malam Putri selalu membawa Randa tidur bersama, sedangkan yang lain hanya di dalam lemari.

Para boneka pun merasa iri dan mereka takut Putri tak mau bermain dengan mereka lagi. Randa pun merasa sedih karena teman-temannya mulai menjauhinya bahkan memusuhinya. Randa berusaha lebih mendekatkan diri dan lebih ramah dengan teman-temanya, tapi mereka tetap mengacuhkannya. Ia memang senang bisa lebih banyak waktu bersama Putri, tapi ia juga tak mau kehilangan teman-teman bonekanya. Randa bingung harus bersikap bagaimana.

Akhirnya Randa berusaha menemui mereka semua dan meminta maaf karena Putri lebih menyayanginya. "Maafkan aku teman-teman. Bukan kemauanku kalau Putri mebawaku menemani tidurnya. Aku juga tidak tahu kalau Putri lebih menyayangiku. Tapi yang kutahu, Putri menyayangi kita semua. Dia juga selalu memainkan kita bersama-sama kan."

Setelah Randa menjelaskan kepada teman-temannya, sebagian mulai mengerti, tapi ada yang masih iri dan kesal. Randa masih sedih dan bingung harus gimana lagi. Tapi ia tidak mau menyerah. Ia ingin bisa berteman lagi dengan boneka lainnya.

Akhirnya Randa menemukan ide. Ia akan lebih mendekat dengan para boneka. Meskipun waktunya bersama Putri takkan sebanyak hari-hari kemarin. Saat malam hari Putri dan semua boneka sudah tertidur, diam-diam Randa pindah dari tempat tidur Putri ke lantai dekat lemari boneka. Ia pun tidur disana agar dekat dengan teman-temannya.

Tengah malam tiba-tiba Racii terbangun dan melihat Randa di dekat lemari bukannya tidur dalam pelukan Putri di kasur empuk. Tapi Racii hanya berpikir Randa pasti tak sengaja terjatuh. Jadi ia tak terlalu peduli melihat Randa. Akhirnya ia kembali tidur.

Keesokan malamnya, Randa kembali melakukan hal yang sama, ia pindah ke dekat lemari saat semua sudah tertidur. Pada pagi harinya Cowcii bangun lebih awal dan melihat Randa. Ia bingung kenapa Randa tidur di lantai. Tapi kemudian ia juga berpikiran sama seperti Racii kemarin, Randa pasti terjatuh. Kemudian Putri terbangun dan melihat Randa. Ia pun mengangkatnya dan kembali membawanya ke tempat tidur.

Malam demi malam telah berlalu. Sudah hampir dua minggu Randa tidur di lantai yang dingin. Beberapa boneka lain pun juga pernah melihatnya. Tapi mereka berpikiran sama seperti Racii dan Cowcii. Jadi tak ada yang peduli. Hingga suatu malam, Racii belum bisa tidur. Kemudian seperti malam-malam sebelumnya Randa pindah tidur di lantai dekat lemari. Randa tidak menyadari kalau Racii melihatnya.

Racii menyadari sesuatu, ternyata Randa bukan terjatuh, tapi sengaja pindah ke lantai. Ia bingung kenapa Randa melakukan itu. Akhirnya Racii keluar dari lemari dan menemui Randa. Randa kaget Racii menemuinya. Ia melihat boneka lain, semua sudah tidur kecuali Racii.

"Kenapa kau pindah ke lantai?" tanya Racii tanpa basa-basi.

"Aku... Aku... ingin dekat dengan kalian." Randa pun menjawab sambil menangis.

"Kenapa?"

"Kalian memusuhi aku karena iri melihatku tidur bersama Putri. Jadi aku tidak mau melihat kalian iri lagi. Makanya aku pindah kesini. Maafkan aku kalau aku membuatmu dan teman-teman lain menjadi iri." Randa masih terisak-isak.

Racii sangat kaget mendengar penjelasan Randa. Ia pun merasa sangat bersalah telah memusuhi Randa. Ternyata ia sangat baik sampai-sampai ia rela tidur di lantai. "Bukan kau yang seharusnya minta maaf, tapi kami." Racii pun mulai meneteskan air mata.

Kemudian Icii terbangun karena mendengar berisik. Ia melihat Racii dan Randa sedang mengobrol sambil nangis. Jadi ia membangunkan teman-teman yang lain. Para boneka memperhatikan mereka berdua.

"Randa, maafkan aku dan teman-teman. Kami tak seharusnya memusuhimu. Aku akan jelaskan ke teman-teman lain besok."

"Makasih Racii. Aku juga sudah memaafkan kalian dari awal. Semoga teman-teman lain mau memaafkanku juga." Randa melihat ke arah para boneka, ternyata semuanya terbangun dan melihatnya.

Kemudian Cowcii keluar dari lemari dan bertanya. "Ada apa? Apa yang sedang kalian biacarakan sampai nangis?"

"Teman-teman, apa kalian pernah melihat Randa tidur di lantai di dekat lemari kita?" Racii bertanya kepada para boneka dan beberapa dari mereka mengangguk atau menjawab iya. "Kalian mungkin berpikir kalau Randa jatuh, sama seperti yang kupikirkan saat pertama kali melihatnya. Tapi hari ini aku melihatnya untuk kedua kalinya Randa tidur di lantai. Tapi bukan karena ia terjatuh. Randa sengaja pindah ke lantai di dekat lemari kita."

Semua boneka bingung mendengar penjelasan Racii dan bertanya-tanya kenapa.

"Randa, sebaiknya kau yang jelaskan langsung ke mereka." Racii menyuruh Randa untuk menceritakan lagi alasannya.

"Teman-teman, aku sangat sedih karena kalian memusuhiku. Aku sangat ingin bisa berteman lagi dengan kalian. Aku pindah ke lantai di dekat lemari agar aku bisa dekat dengan kalian. Aku tidak mau tidur di kasur yang empuk jika membuat kalian semua iri. Makanya setiap malam aku pindah kesini. Maafkan aku. Aku tidak mau kalian iri denganku." Randa kembali menangis.

Para boneka pun menangis mendengar cerita Randa. Mereka merasa bersalah. Cowcii pun meminta maaf. "Maafkan aku Randa. Kami tak seharusnya memusuhimu."

"Maafkan aku juga." kata Acii.

"Aku juga." kata Icii juga sambil menangis.

Semua boneka pun keluar dari lemari dan meminta maaf dengan Randa. Mereka semua berjabat tangan dan berpelukan. Randa sangat senang akhirnya teman-temannya mau memaafkannya dan berteman kembali dengannya. Ia juga sudah memaafkan teman-temannya.

Kemudian Racii berkata. "Kau tidak perlu lagi tidur di lantai. Kau boleh tidur disana bersama Putri."

"Tapi..."

"Kau tidak usah takut. Kami tidak akan iri lagi denganmu. Bukaan salahmu kalau Putri lebih menyayangimu. Ia mendapatkanmu atas usahanya ikut lomba menyanyi. Dia pantas bangga memilikimu. Lagipula walaupun dia lebih mengistimewakanmu, tapi dia masih mau bermain dengan kita semua. Kami sangat senang jika Putri masih mau bermain dengan kami. Jadi Putri pasti menyayangi kami juga." Racii menjelaskan ke Randa dan para boneka lainnya.

"Iya. Putri sangat menyayangi kita semua. Aku ingin kita bersama-sama bermain dan bersenang-senang dengan Putri" jawab Randa.

Semua boneka pun setuju. Semuanya merasa senang. Mereka tidak lagi bermusuhan. Para boneka pun menyuruh Randa kembali tidur bersama Putri. Randa harus lebih menjaga Putri saat malam hari. Ia pun pindah kembali ke tempat tidur di samping Putri dengan sebelumnya meminta izin kepada teman-temannya. Dan mereka semua mengizinkan. Tanpa ada lagi perasaan iri. Semua pun kembali tidur dengan snyuman indah di wajah mereka.

Hari-hari mereka pun menjadi semakin menyenangkan. Mereka selalu bermain bersama Putri. Kemudian ada boneka baru beruang putih mungil. Putri memberinya nama Bocii. Ia mendapatkannya dari permainan Box Boneka di arena bermain di mall. Para boneka lain menyambutnya dengan riang gembira. Takkan ada lagi perasaan iri. Takkan ada lagi permusuhan. Mereka bermain bersama dengan riang gembira.


No comments:

Post a Comment